Membedakan Burnout dan Malas: Mengenal Gejala dan Cara Mengatasinya

Burnout: Lebih dari Sekedar Kelelahan

Burnout adalah kondisi yang ditakuti banyak orang, terutama mereka yang menghadapi tekanan berkelanjutan seperti serangkaian ujian atau tantangan di tempat kerja. Burnout didefinisikan sebagai kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental akibat stres berlebihan dan berkepanjangan. Ini bisa terjadi setelah periode yang sangat menegangkan, dengan stres yang terpendam akhirnya memuncak sebagai burnout​​.

Burnout dapat dirasakan secara menyeluruh, menyerupai gejala episode depresi seperti ketidakmampuan melakukan tugas, kelelahan, dan hilangnya motivasi. Ini biasanya terjadi bersamaan dengan peristiwa stres, seperti minggu yang dipenuhi tes dan tugas, masalah di tempat kerja, atau sekadar merasa kewalahan oleh tugas-tugas yang menumpuk. Kita sering merasakan efek emosional burnout sebelum efek fisiknya. Namun, penting untuk dipahami bahwa burnout bukanlah kemalasan. Motivasi yang berkurang dalam burnout merupakan hasil dari penggunaan motivasi yang berkepanjangan, bukan karena tidak adanya motivasi sejak awal​​.

Laziness: Kurangnya Motivasi

Sebaliknya, laziness atau kemalasan tidak dimulai dengan adanya motivasi. Definisi kamus dari laziness adalah "kualitas enggan untuk bekerja atau menggunakan energi; kebengongan." Ini menunjukkan bahwa laziness adalah ketidakmauan untuk menghasilkan motivasi. Laziness tidak selalu buruk dan bahkan dapat menjadi cara untuk mengurangi burnout. Namun, perlu ada batas dalam berlaziness, terutama jika ada tugas penting yang harus diselesaikan​​.

Pencegahan Burnout dan Laziness

Untuk mencegah burnout, salah satu cara terbaik adalah dengan mempraktikkan kebiasaan tidur yang baik dan meminta bantuan ketika merasa kewalahan. Menjaga keseimbangan antara istirahat dan kerja, serta membangun jaringan dukungan, dapat sangat membantu​​. Sedangkan untuk mencegah laziness, menetapkan alarm produktivitas dan menulis daftar tugas dapat membantu memecah siklus prokrastinasi dan kemalasan​​.

Penelitian Tentang Burnout

Sebuah studi yang melibatkan 5671 responden menunjukkan bahwa burnout, ditandai dengan kelelahan, sinisme, dan efikasi personal yang berkurang, dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit somatik. Burnout tidak diklasifikasikan sebagai penyakit, tetapi sebagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan meningkatkan penggunaan layanan kesehatan. Keterkaitan antara burnout dengan penyakit jantung dan faktor risiko kardiovaskular, termasuk tekanan darah tinggi, telah diamati. Penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi kelelahan dalam burnout memiliki keterkaitan yang kuat dengan penyakit somatik dibandingkan dengan dimensi lain dari pengalaman burnout​​​​.